SajakBirahi
birahimu lebih panas dari kelinci bermahkota api, dan ciumanmu adalah perih, seperih bara api yang lengket di sela_sela jari,,
ku simpan rapi rindu waktu itu, diantara renda celana dalammu, dan rindumu waktu itu yg meninggalkan bekas dileherku
sesekali, ingin ku kunjungi sebuah telaga didadamu, yg kau bangun dari luka dan airmata masa lalu
kelak akan aku akan berziarah ke telaga sunyi didadamu, dimana Tuhan telah melukisan jemariNya disitu,,
mengeja tiap inci ditubuhmu akupun berhenti di situ, tepat dibuah dadamu dan kau tersenyum malu-malu
diatas kursi itu kita bercumbu, desirnya menggetarkan seluruh sudut_sudut rindu, menggenapkan cinta dalam getir pahitnya takdir,,
kau datang mengendarai bulan, dengan cahaya yang menembus pekat malam, mengecup pejam mataku, seraya berbisik; mari genapkan birahi kita
tubuhmu adalah peta, yang sudah aku hafal diluar kepala,, #sajakmesum
didirimu, terselip kedip bintang mati, birahi yang paling sunyi, se_khusuk maut, yg lebih lembut dari airmani,,
tubuhmu adalah keindahan, lukisan jemari tuhan..
di sisi sebuah perigi, ada risau dalam sepi, sesuatu yang membuatmu ngeri, meski ia seharum bunga melati,
yang menghampirimu malam ini bukan sinar rembulan, tapi jeritan tangis perempuan di balik gelapnya malam,,
aku pernah menguburmu hidup_hidup dengan cinta, kini aku menenggelamkanmu dalam airmata, maafkan aku..
disebuah tempat yg bernama kenangan, gedung_gedung terlihat seperti duri, sedang aku, langit yang tak berdenyut nadi,,
seekor merpati putih terbang tinggi diatas langit menuju reruntuhan istana tua, dimana takdir akan menghapus kepedihannya,,
ku ingat dgn bnr hari dimana waktu mnjmptmu, ",mngkn kelak akan ada orang lain yg berdo'a utk luka2mu dibatas senja itu", kataku, nyeri,,
pada sebuah waktu di sebuah lembaran buku, aku pernah hanya bisa menulis namamu, selebihnya aku bisu
Komentar
Posting Komentar