SEJARAH EL CLASICO



Mengapa El Clasico  sangat  penting bagi Barcelona dan Real Madrid?


El Clasico adalah dendam kesumat. Laga kedua kesebelasan tak sekedar pertarungan sepakbola, tapi juga soal harga diri. El Clasico harus dibaca sebagai "Real Madrid kontra Barcelona", bukan Real Madrid vs Valencia, atau Barcelona melawan Sevila.


Fragmennya hanya memutar ulang perseteruan panjang dua wilayah: Madrid sebagai ibukota Spanyol dan Barcelona sebagai ibukota provinsi "separatis" Catalonia.


Kisahnya diawali pada tahun 1930-an. Seorang jenderal berhaluan fasis bernama Francisco Franco
Jenderal Franco saat itu mencium adanya bibit-bibit pemberontakan yang dilakukan oleh dua suku bangsa yang bermukim di provinsi Catalan, yakni suku Catalan dan Basque. Ia menganggap penduduk Catalan adalah "bughat", kaum pembangkang terhadap kerajaan. Franco kemudian mengeluarkan larangan pengibaran bendera dan penggunaan bahasa provinsi Catalan.


Franco selanjutnya melakukan tindakan brutal. Pasukannya menjatuhkan bom di atas yayasan sosial milik klub Barcelona pada Maret 1938 yang mengakibatkan kehancuran di kawasan itu. Alasannya, karena FC Barcelona dianggap simbol perlawanan penduduk Catalan terhadap pemerintah. Puncaknya adalah terbunuhnya presiden Barcelona Josep Sunol.


Kebencian sang jenderal terhadap Catalan tidak berhenti sampai di situ. Sebagai penggemar berat klub sepakbola Real Madrid, dia pun merasa berhak mengatur Skor pertandingan dan mengancam barcelona dengan senjata hingga pada 1941 Barcelona dipaksa untuk mengalah 1-11 dari Real Madrid.


Sejak saat itu, warga Catalan menjadikan Barcelona sebagai simbol dan alat perlawanan terhadap Jenderal Franco dan pemerintah Spanyol. Barcelona FC menjadi anti-franco.


Aura kebencian itulah yang sampai saat ini masih bersemayam di dalam hati penduduk Catalan. Maka sebagai bentuk perlawanan terhadap "warisan Franco" adalah mendukung klub kebanggaan mereka, Barcelona.


El Clasico memang fenomenal. Pamor laga ini bahkan mengalahkan big-match dua raksasa sepakbola Inggris, Manchester United dan Liverpool. 


Menurut catatan, sejak kali pertama digelar pada musim 1928/1929, duel klasik ini sudah berlangsung 160 kali. Itulah rivalitas El Blaugrana dan Los Merengues. Tidak melulu dilihat berapa banyak gol yang akan bersarang atau siapa yang bakal memenangkan pertandingan.
Maka bolehlah disimpulkan ala kadarnya bahwa ternyata Jenderal Francisco Franco yang dulu pernah menjadi musuh nomor wahid penduduk Catalan dan dianggap pahlawan buat warga Madrid, meninggalkan El Clasico sebagai warisan bagi insan sepakbola di negeri matador.


Memang, sejatinya olahraga dan politik mesti dipisahkan. Namun apa boleh buat, politisasi terhadap keanggunan sepakbola masih terasa di berbagai belahan dunia, hingga kini. Dan para penonton seperti kita hanya bisa "menikmatinya" dengan cara masing-masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Setting Firewall AVG untuk LAN

MITOS BAHWA ORANG JAWA TIDAK COCOK MENIKAH DENGAN ORANG SUNDA

cinta dan waktu